Saya sering mendapat pertanyaan dari pejuang beasiswa luar negeri (biasanya Australian Developmen Scholarship atau ADS) yang bernada seperti ini:
“saya alumni jurusan xxx dari uiversitas yyy. Saat ini saya sedang bekerja di zzz. Jurusan apa yang kira-kira cocok untuk saya dan di universitas mana ya?”
Karena saya tidak bekerja sebagai
konsultan pendidikan, pertanyaan ini tidak mudah dijawab. Lebih tidak
mudah lagi karena bidang ilmu si penanya sangat amat jauh dengan apa
yang sedang saya pelajari. Awalnya saya senyum-senyum saja menerima
pertanyaan seperti ini dan di kesempatan lain ada perasaan kurang nyaman
juga. Coba dibayangkan, misalnya, ada orang yang memiliki latar
belakang aktuaria
(jangan khawatir, saya juga tidak tahu barang apa ini) dan tiba-tiba
mengirim email pada saya dan minta nasihat jurusan dan universitas yang
tepat. Saya yakin seyakin-yakinnya si penanya ini tidak tahu bahwa saya
adalah sarjana Teknik Geodesi yang pekerjaannya bercengkrama dengan peta dan sekali-sekali berurusan dengan perbatasan.
Lambat laun saya menjadi terbiasa. Tidak
jarang ada email yang bertanya tentang penelitian ekonomi, linguistik,
psikologi, olah raga hingga kajian gender. Percayalah, tidak mudah bagi
seorang surveyor seperti saya untuk memberi masukan apalagi petunjuk
studi yang tepat bagi para penanya ini. Tapi biasanya saya beri masukan
perihal cara memilih jurusan dan sekolah. Maka ini saya tuliskan agar
bisa dibaca lagi oleh siapa saja yang mengalami kesulitan serupa.
Jika bidang ilmu Anda seperti bidang ilmu
saya yang tidak popular, urusannya biasanya lebih mudah. Di Australia,
misalnya, tidak banyak universitas memiliki jurusan Teknik Geodesi
atau ilmu bumi yang spesifik seperti yang saya pelajari. Akibatnya,
saya tidak mengalami kesulitan dalam memilih jurusan dan universitas.
Jika Anda belajar bidang ilmu yang sangat umum seperti ekonomi atau
politik, misalnya, urusannya bisa jauh lebih rumit.
Pertama, seorang pelamar barus menentukan
bidang kajian yang diinginkan. Jika belum tahu bidang yang diinginkan,
berarti Anda perlu menentukan dulu. Diskusi soal ini tentu saja bisa
tiga hari tiga malam tidak selesai, jadi saya serahkan pada Anda untuk
menentukannya. Pertimbangannya tentu saja bisa terkait pekerjaan yang
dilakukan sekarang atau pekerjaan yang diinginkan di masa depan atau
passion pribadi Anda yang mungkin tidak selalu terkait dengan trend dan
pekerjaan di masa depan. Silakan menimbang-nimbang dan kemudian
menentukan. Percayalah, yang paling tahu hal ini adalah mereka yang
menekuni bidang ini.
Jika sudah cukup jelas bidang yang ingin
dikaji, mulailah membaca buku atau artikel jurnal atau koran atau
laporan terkait bidang tersebut. Yang perlu diutamakan adalah publikasi
ilmiah seperti jurnal terkini di bidang tersebut. Jika tidak punya akses
terhadap jurnal ilmiah, bisa menggunakan Google Scholar. Coba cari bidang kajian tersebut di Google Scholar
maka artikel yang muncul dipastikan adalah artikel ilmiah. Ini penting
agar Anda terhindar dari informasi tidak sahih yang saat ini bertebaran
di dunia maya. Dengan banyak membaca bidang yang akan ditekuni, Anda
mulai tahu nama ahli dan juga institusi tempat ahli itu bernaung. Dengan
begini, Anda mulai bisa meraba-raba, institusi mana yang nantinya
menjadi pilihan. Jika sama sekali tidak punya gambaran apa yang harus
dibaca, coba main ke kampus tempat Anda menamatkan S1 dulu. Coba ngobrol
dengan dosen pembimbing atau teman yang jadi dosen sekedar untuk
menyegarkan ingatan akan keilmuan Anda. Biasanya akan ada ide. Jika Anda
sudah bekerja, ngobrol dengan akademisi ini sangat bagus karena kedua
belah pihak akan untung. Anda disegarkan dengan teori mapan, sang
akademisi juga mendapat perspektif yang segar dari ‘dunia nyata’.
Jika Anda akan kuliah dengan komponen penelitian yang banyak (Master by Research atau PhD)
maka membaca jurnal ilmiah ini sangat penting. Ini bisa jadi modal
untuk menghubungi professor sebagai calon pembimbing. Jika Anda akan
sekolah dengan sistem coursework,
maka membaca jurnal ini setidaknya bisa memberi gambaran institusi mana
yang cocok. Jurnal itu tentu ditulis oleh seorang pakar dan pakar itu
pasti bernaung di sebuah institusi. Demikianlah caranya menentukan
institusi. Jika Anda belum menemukan mood membaca karena sudah
terlalu lama berada di luar ruang kelas, coba ikuti seminar di bidang
keilmuan Anda. Jika malas membaca, biasanya bisa dirangsang dengan
mendengar dan melihat dulu.
Cara lain adalah dengan melakukan
pencarian menggunakan mesin pencari seperti Google. Jika sudah yakin
dengan bidang kajian yang diminati maka lakukan pencarian dengan kata
kuncinya tertentu dengan tambahan pembatasan bahwa pencarian itu khusus
untuk mencari universitas saja. Caranya adalah dengan menambahkan
ekstensi domain yang sesuai. JIka mencari bidang ilmu/kajian di
universitas Australia maka harus menggunakan ekstensi domain universitas
Australia. Anda harus tahu bahwa domain institusi pendidikan di
Australia adalah edu.au. Indonesia misalnya menggunakan ac.id. Amerika
menggunakan edu, Inggris menggunakan ac.uk, Belanda menggunakan nl,
Singapura memakai edu.sg dan seterusnya. Misalnya jika Anda ingin
belajar aktuaria di universitas di Australia maka coba ketikkan di
Google actuarial studies site:edu.au.
Hasilnya adalah website institusi pendidikan di Australia yang ada ada
kata actuarial. Jika ingin menkuni pemetaan atau geodesi di Australia,
coba surveying site:edu.au. Ini akan memudahkan Anda untuk memilih.
Setelah mendapatkan website beberapa
universitas, kunjungi website tersebut dan pelajari program yang ada di
situ. Umumnya program mereka akan sangat lengkap, terutama ada
silabus/kurikulumnya. Biasanya ada juga daftar mata kuliah dan isinya
secara singkat. Dengan memahami ini Anda akan mendapat gambaran yang
lebih jelas apa yang bisa diharapkan jika belajar di program/jurusan
tersebut. Selain melihat programnya, perhatikan juga penelitian dan
terutama publikasi dosen/professor di jurusan/program tersebut.
Biasanya, di websitenya akan ada link yang menjelaskan
staff/dosen/peneliti yang bekerja di tempat itu. Masing-masing staf akan
dijelaskan sedemikian rupa, misalnya soal sejarah pendidikannya,
ketertarikan penelitiannya dan publikasi terkininya. Dengan
memperhatikan itu, Anda akan bisa memahami seberapa produktif staf di
jurusan tersebut. Semakin banyak publikasinya, tentu semakin baik. Dari
daftar publikasi itu Anda juga akan tahu seberapa cocok bidang yang Anda
minati dengan keahlian orang-orang yang ada di jurusan tersebut.
Selain soal publikasi, biasanya ada juga
berita terkait peran jurusan itu di masyarakat atau asosiasi profesi
terkait. Misalnya, seberapa sering stafnya ikut konferensi, mengadakan
workshop, kerjasama dengan pemerintah, punya proyek dengan dunia
industri dan sebagainya. Semakin banyak hal tersebut, semakin bagus
peran jurusan itu di masyarakat, artinya Anda boleh menduga bahwa
semakin terjamin pula kualitasnya, meskipun ini tidak selalu benar. Jika
Anda berencana belajar di universitas tesebut dengan beasiswa maka
harus dicek apakah beasiswa tersebut bersedia mendanai Anda untuk
belajar di universitas pilihan itu. Beasiswa ADS misalnya memiliki
daftar universitas tertentu yang diijinkan. Jika hasil pencarian Anda
tidak termasuk dalam daftar ini maka artinya Anda tidak bisa melamar
Beasiswa ADS. Solusinya, pilih universitas lain atau pilih jenis
beasiswa lain.
Untuk mengkonfirmasi kualitas suatu
jurusan/universitas, coba juga cari orang Indonesia yang sedang atau
pernah sekolah di jurusan tersebut. Caranya? Dengan menghubungi
Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) di universitas tersebut. Belum tahu
caranya? Coba gunakan Google dengan kata kunci “Indonesian Students”
“University of X” atau “Perhimpunan Pelajar Indonesia” “University of
X”. Jika masih kesulitan, coba lihat website oisaa.org
dan cari PPI di negara yang dimaksud. Setelah ketemu kontak/website PPI
suatu negara, coba tanyakan PPI di universitas yang Anda inginkan. Di
Australia, misalnya, PPI itu berjenjang, mulai dari PPI Australia Pusat yang menaungi satu negara, PPI Cabang dengan lingkup negara bagian dan PPI ranting
yang berada di suatu universitas. Jika yang Anda cari memang ada, pasti
akan dibantu. Kalau saja Anda serius untuk melakukan pencarian ini
dalam waktu 1 jam saja, saya yakin PASTI bisa mendapatkan kontak. Soal
ada respon atau tidak, itu adalah cerita lain. Dengan jejaring social
saat ini, mencari orang atau organisasi adalah pekerjaan yang sangat
amat mudah.
Kadang ada yang bertanya, selain kualitas
bidang ilmu tertentu di sebuah institusi, apalagi pertimbangan lain
untuk memilih universitas. Salah satu yang sering dipertimbangkan adalah
rangking universitas tersebut menurut standard umum, misalnya menurut Times Higher Education. Di Australia, misalnya ada konsorsium Group of Eight
yg mengklaim sebagai delapan universitas dengan kualitas khusus di
Australia. Anda mungkin juga ingin menjadi mahasiswa dari salah satu
universitas tersebut untuk alasan kualitas atau prestise. Bagaimanapun
juga prestise itu penting meski urusan kualitas diri itu seringkali
adalah urusan diri sendiri.
Tulisan ini bisa menjadi satu buku yang
sangat tebal karena ada banyak sekali pertimbangan dalam memilih jurusan
atau sekolah di luar negeri. Yang ingin saya tekankan sekali lagi
adalah bahwa memilih sekolah itu sebaiknya didasarkan pada riset
mendalam yang dilakukan sendiri dengan kriteria yang ditetapkan.
Beberapa kriteria itu sudah saya contohkan di atas. Yang jelas, bertanya
pada seseorang secara singkat dengan kalimat “Universitas X dan Y itu
bagus mana ya?” tidak selalu mendapatkan jawaban yang memuaskan. Untuk
membandingkan, harus ada kriteria yang jelas. Tidak jarang calon
mahasiswa mementingkan gedung yang mentereng atau lokasi yang strategis
dekat pusat perbelanjaan dibandingkan jumlah koleksi buku/jurnal di
perpustakaan universitas tersebut. Mana yang ingin Anda bandingkan?
Sepemahaman saya, tidak ada satu institusipun yang segalanya lebih baik
dari institusi lain. Rangking itu relatif, tergantung kriteria yang
dipakai.
Sebelum bertanya, ada baiknya kita
menyempatkan diri melakukan pencarian sendiri sebisa mungkin. Akan lebih
baik jika kemudian kita bertanya pada orang lain dengan kalimat “saya
sudah mengunjungi website universitas A, B, C dan D lalu membandingkan
criteria X, Y, Z dari keempatnya. Saya kira Univesitas C ada di posisi
yg lebih baik dari tiga universitas lainnya. Yang belum berhasil saya
temukan adalah soal Z. Apakah Mas/Mbak bisa membantu saya mendapatkan
informasi ini?” Berkaca pada diri sendiri, saya akan jauh lebih
bersemangat membantu orang dengan gaya seperti ini. Saya yakin, banyak
orang lain juga demikian. Selain ini bedampak sehat bagi orang yang
ditanya, bersekolah pada dasarnya adalah sebuah proses pencarian
mandiri. Latihan untuk Ini bisa dimulai saat mencari jurusan dan
universitas yang tepat. Selamat berjuang.