Jumat, 20 April 2012

Bagaimana memilih jurusan dan universitas di luar negeri


Saya sering mendapat pertanyaan dari pejuang beasiswa luar negeri (biasanya Australian Developmen Scholarship atau ADS) yang bernada seperti ini:
“saya alumni jurusan xxx dari uiversitas yyy. Saat ini saya sedang bekerja di zzz. Jurusan apa yang kira-kira cocok untuk saya dan di universitas mana ya?”
Karena saya tidak bekerja sebagai konsultan pendidikan, pertanyaan ini tidak mudah dijawab. Lebih tidak mudah lagi karena bidang ilmu si penanya sangat amat jauh dengan apa yang sedang saya pelajari. Awalnya saya senyum-senyum saja menerima pertanyaan seperti ini dan di kesempatan lain ada perasaan kurang nyaman juga. Coba dibayangkan, misalnya, ada orang yang memiliki latar belakang aktuaria (jangan khawatir, saya juga tidak tahu barang apa ini) dan tiba-tiba mengirim email pada saya dan minta nasihat jurusan dan universitas yang tepat. Saya yakin seyakin-yakinnya si penanya ini tidak tahu bahwa saya adalah sarjana Teknik Geodesi yang pekerjaannya bercengkrama dengan peta dan sekali-sekali berurusan dengan perbatasan.
Lambat laun saya menjadi terbiasa. Tidak jarang ada email yang bertanya tentang penelitian ekonomi, linguistik, psikologi, olah raga hingga kajian gender. Percayalah, tidak mudah bagi seorang surveyor seperti saya untuk memberi masukan apalagi petunjuk studi yang tepat bagi para penanya ini. Tapi biasanya saya beri masukan perihal cara memilih jurusan dan sekolah. Maka ini saya tuliskan agar bisa dibaca lagi oleh siapa saja yang mengalami kesulitan serupa.
Jika bidang ilmu Anda seperti bidang ilmu saya yang tidak popular, urusannya biasanya lebih mudah. Di Australia, misalnya, tidak banyak universitas memiliki jurusan Teknik Geodesi atau ilmu bumi yang spesifik seperti yang saya pelajari. Akibatnya, saya tidak mengalami kesulitan dalam memilih jurusan dan universitas. Jika Anda belajar bidang ilmu yang sangat umum seperti ekonomi atau politik, misalnya, urusannya bisa jauh lebih rumit.
Pertama, seorang pelamar barus menentukan bidang kajian yang diinginkan. Jika belum tahu bidang yang diinginkan, berarti Anda perlu menentukan dulu. Diskusi soal ini tentu saja bisa tiga hari tiga malam tidak selesai, jadi saya serahkan pada Anda untuk menentukannya. Pertimbangannya tentu saja bisa terkait pekerjaan yang dilakukan sekarang atau pekerjaan yang diinginkan di masa depan atau passion pribadi Anda yang mungkin tidak selalu terkait dengan trend dan pekerjaan di masa depan. Silakan menimbang-nimbang dan kemudian menentukan. Percayalah, yang paling tahu hal ini adalah mereka yang menekuni bidang ini.
Jika sudah cukup jelas bidang yang ingin dikaji, mulailah membaca buku atau artikel jurnal atau koran atau laporan terkait bidang tersebut. Yang perlu diutamakan adalah publikasi ilmiah seperti jurnal terkini di bidang tersebut. Jika tidak punya akses terhadap jurnal ilmiah, bisa menggunakan Google Scholar. Coba cari bidang kajian tersebut di Google Scholar maka artikel yang muncul dipastikan adalah artikel ilmiah. Ini penting agar Anda terhindar dari informasi tidak sahih yang saat ini bertebaran di dunia maya. Dengan banyak membaca bidang yang akan ditekuni, Anda mulai tahu nama ahli dan juga institusi tempat ahli itu bernaung. Dengan begini, Anda mulai bisa meraba-raba, institusi mana yang nantinya menjadi pilihan. Jika sama sekali tidak punya gambaran apa yang harus dibaca, coba main ke kampus tempat Anda menamatkan S1 dulu. Coba ngobrol dengan dosen pembimbing atau teman yang jadi dosen sekedar untuk menyegarkan ingatan akan keilmuan Anda. Biasanya akan ada ide. Jika Anda sudah bekerja, ngobrol dengan akademisi ini sangat bagus karena kedua belah pihak akan untung. Anda disegarkan dengan teori mapan, sang akademisi juga mendapat perspektif yang segar dari ‘dunia nyata’.
Jika Anda akan kuliah dengan komponen penelitian yang banyak (Master by Research atau PhD) maka membaca jurnal ilmiah ini sangat penting. Ini bisa jadi modal untuk menghubungi professor sebagai calon pembimbing. Jika Anda akan sekolah dengan sistem coursework, maka membaca jurnal ini setidaknya bisa memberi gambaran institusi mana yang cocok. Jurnal itu tentu ditulis oleh seorang pakar dan pakar itu pasti bernaung di sebuah institusi. Demikianlah caranya menentukan institusi. Jika Anda belum menemukan mood membaca karena sudah terlalu lama berada di luar ruang kelas, coba ikuti seminar di bidang keilmuan Anda. Jika malas membaca, biasanya bisa dirangsang dengan mendengar dan melihat dulu.
Cara lain adalah dengan melakukan pencarian menggunakan mesin pencari seperti Google. Jika sudah yakin dengan bidang kajian yang diminati maka lakukan pencarian dengan kata kuncinya tertentu dengan tambahan pembatasan bahwa pencarian itu khusus untuk mencari universitas saja. Caranya adalah dengan menambahkan ekstensi domain yang sesuai. JIka mencari bidang ilmu/kajian di universitas Australia maka harus menggunakan ekstensi domain universitas Australia. Anda harus tahu bahwa domain institusi pendidikan di Australia adalah edu.au. Indonesia misalnya menggunakan ac.id. Amerika menggunakan edu, Inggris menggunakan ac.uk, Belanda menggunakan nl, Singapura memakai edu.sg dan seterusnya. Misalnya jika Anda ingin belajar aktuaria di universitas di Australia maka coba ketikkan di Google actuarial studies site:edu.au. Hasilnya adalah website institusi pendidikan di Australia yang ada ada kata actuarial. Jika ingin menkuni pemetaan atau geodesi di Australia, coba surveying site:edu.au. Ini akan memudahkan Anda untuk memilih.
Setelah mendapatkan website beberapa universitas, kunjungi website tersebut dan pelajari program yang ada di situ. Umumnya program mereka akan sangat lengkap, terutama ada silabus/kurikulumnya. Biasanya ada juga daftar mata kuliah dan isinya secara singkat. Dengan memahami ini Anda akan mendapat gambaran yang lebih jelas apa yang bisa diharapkan jika belajar di program/jurusan tersebut. Selain melihat programnya, perhatikan juga penelitian dan terutama publikasi dosen/professor di jurusan/program tersebut. Biasanya, di websitenya akan ada link yang menjelaskan staff/dosen/peneliti yang bekerja di tempat itu. Masing-masing staf akan dijelaskan sedemikian rupa, misalnya soal sejarah pendidikannya, ketertarikan penelitiannya dan publikasi terkininya. Dengan memperhatikan itu, Anda akan bisa memahami seberapa produktif staf di jurusan tersebut. Semakin banyak publikasinya, tentu semakin baik. Dari daftar publikasi itu Anda juga akan tahu seberapa cocok bidang yang Anda minati dengan keahlian orang-orang yang ada di jurusan tersebut.
Selain soal publikasi, biasanya ada juga berita terkait peran jurusan itu di masyarakat atau asosiasi profesi terkait. Misalnya, seberapa sering stafnya ikut konferensi, mengadakan workshop, kerjasama dengan pemerintah, punya proyek dengan dunia industri dan sebagainya. Semakin banyak hal tersebut, semakin bagus peran jurusan itu di masyarakat, artinya Anda boleh menduga bahwa semakin terjamin pula kualitasnya, meskipun ini tidak selalu benar. Jika Anda berencana belajar di universitas tesebut dengan beasiswa maka harus dicek apakah beasiswa tersebut bersedia mendanai Anda untuk belajar di universitas pilihan itu. Beasiswa ADS misalnya memiliki daftar universitas tertentu yang diijinkan. Jika hasil pencarian Anda tidak termasuk dalam daftar ini maka artinya Anda tidak bisa melamar Beasiswa ADS. Solusinya, pilih universitas lain atau pilih jenis beasiswa lain.
Untuk mengkonfirmasi kualitas suatu jurusan/universitas, coba juga cari orang Indonesia yang sedang atau pernah sekolah di jurusan tersebut. Caranya? Dengan menghubungi Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) di universitas tersebut. Belum tahu caranya? Coba gunakan Google dengan kata kunci “Indonesian Students” “University of X” atau “Perhimpunan Pelajar Indonesia” “University of X”. Jika masih kesulitan, coba lihat website oisaa.org dan cari PPI di negara yang dimaksud. Setelah ketemu kontak/website PPI suatu negara, coba tanyakan PPI di universitas yang Anda inginkan. Di Australia, misalnya, PPI itu berjenjang, mulai dari PPI Australia Pusat yang menaungi satu negara, PPI Cabang dengan lingkup negara bagian dan PPI ranting yang berada di suatu universitas. Jika yang Anda cari memang ada, pasti akan dibantu. Kalau saja Anda serius untuk melakukan pencarian ini dalam waktu 1 jam saja, saya yakin PASTI bisa mendapatkan kontak. Soal ada respon atau tidak, itu adalah cerita lain. Dengan jejaring social saat ini, mencari orang atau organisasi adalah pekerjaan yang sangat amat mudah.
Kadang ada yang bertanya, selain kualitas bidang ilmu tertentu di sebuah institusi, apalagi pertimbangan lain untuk memilih universitas. Salah satu yang sering dipertimbangkan adalah rangking universitas tersebut menurut standard umum, misalnya menurut Times Higher Education. Di Australia, misalnya ada konsorsium Group of Eight yg mengklaim sebagai delapan universitas dengan kualitas khusus di Australia. Anda mungkin juga ingin menjadi mahasiswa dari salah satu universitas tersebut untuk alasan kualitas atau prestise. Bagaimanapun juga prestise itu penting meski urusan kualitas diri itu seringkali adalah urusan diri sendiri.
Tulisan ini bisa menjadi satu buku yang sangat tebal karena ada banyak sekali pertimbangan dalam memilih jurusan atau sekolah di luar negeri. Yang ingin saya tekankan sekali lagi adalah bahwa memilih sekolah itu sebaiknya didasarkan pada riset mendalam yang dilakukan sendiri dengan kriteria yang ditetapkan. Beberapa kriteria itu sudah saya contohkan di atas. Yang jelas, bertanya pada seseorang secara singkat dengan kalimat “Universitas X dan Y itu bagus mana ya?” tidak selalu mendapatkan jawaban yang memuaskan. Untuk membandingkan, harus ada kriteria yang jelas. Tidak jarang calon mahasiswa mementingkan gedung yang mentereng atau lokasi yang strategis dekat pusat perbelanjaan dibandingkan jumlah koleksi buku/jurnal di perpustakaan universitas tersebut. Mana yang ingin Anda bandingkan? Sepemahaman saya, tidak ada satu institusipun yang segalanya lebih baik dari institusi lain. Rangking itu relatif, tergantung kriteria yang dipakai.
Sebelum bertanya, ada baiknya kita menyempatkan diri melakukan pencarian sendiri sebisa mungkin. Akan lebih baik jika kemudian kita bertanya pada orang lain dengan kalimat “saya sudah mengunjungi website universitas A, B, C dan D lalu membandingkan criteria X, Y, Z dari keempatnya. Saya kira Univesitas C ada di posisi yg lebih baik dari tiga universitas lainnya. Yang belum berhasil saya temukan adalah soal Z. Apakah Mas/Mbak bisa membantu saya mendapatkan informasi ini?” Berkaca pada diri sendiri, saya akan jauh lebih bersemangat membantu orang dengan gaya seperti ini. Saya yakin, banyak orang lain juga demikian. Selain ini bedampak sehat bagi orang yang ditanya, bersekolah pada dasarnya adalah sebuah proses pencarian mandiri. Latihan untuk Ini bisa dimulai saat mencari jurusan dan universitas yang tepat. Selamat berjuang.

Jangan 'Terlalu Baik' di tempat kerja........

Jika Anda dikenal sebagai orang yang baik, baik di kantor atau lingkungan manapun, biasanya banyak orang yang memanfaatkan kebaikan Anda. Misalnya di kantor banyak yang meminta bantuan Anda untuk menyelesaikan pekerjaan yang bukan tugas Anda. Bahkan kadang Anda sampaikan mengorbankan pekerjaan Anda sendiri. Celakanya, bukan hanya dalam pekerjaan orang meminta bantuan. Bisa jadi bantuan Anda dalam hal materi juga jadi sasaran rekan-rekan. Misalnya, karena Anda cukup 'murah hati' orang tak segan meminjam uang Anda. Dan karena sikap baik Anda, Anda merasa tidak enak hati untuk menolak. Parahnya, karena Anda terkenal baik hati, orang lain pun nggak ragu untuk mengulang terus permintaan bantuannya di lain waktu. Sialnya lagi, orang lain itu belum tentu mau membalas kebaikan Anda.

Kondisi ini membuat Anda serba salah. Maksud hati ingin berbuat baik apa daya kebaikan Anda kerap dimanfaatkan. Makanya, banyak yang bilang, sekarang udah nggak jamannya lagi jadi orang yang 'terlalu baik'. Yang dibutuhkan sekarang adalah menjadi orang yang baik sesuai dengan tempatnya. Artinya Anda harus tahu kapan saatnya bermurah hati dan kapan saatnya bersikap tegas.

Mereka yang terlalu baik agaknya juga kurang cocok menjadi atasan. Karena Anda akan terlalu banyak memberikan toleransi pada anak buah, sehingga beban pekerjaan anda justru akan semakin berat. Atasan yang baik pun merasa enggan menegur anak buah jika berbuat kesalahan dalam pekerjaan.

Umumnya atasan yang baik memilih untuk mengoreksi sendiri pekerjaan anak buah yang salah. Nah masalahnya, kebaikan seperti ini belum tentu akan mendapat balasan yang sama! Bisa jadi mereka yang telah mendapat perlakuan baik Anda, akan menganggap Anda lemah dan tidak akan pernah bisa marah. Kalau kebaikan Anda yang ‘terlalu’ ini dibiarkan, Anda akan mengalami kerugian. Anda akan banyak ‘makan ati’ dan menyimpan rasa tidak enak sendiri. Kepahitan akan Anda telan mentah-mentah.

Nah, kalau Anda termasuk karyawan yang terkenal baik di kantor dan acap kali dimanfaatkan, jangan tunggu sampai 'makan ati'. Ubahlah sikap Anda menjadi lebih tegas! Katakan saja terus terang kalau Anda keberatan memberi bantuan. Jelaskan alasan yang tepat atas keberatan Anda. Belajarlah untuk menolak sesuatu yang tidak dapat Anda lakukan. Toh, image ‘karyawan baik’ pada diri Anda tidak akan hilang hanya karena Anda bersikap tegas. Bisa jadi Anda akan semakin disegani bukan cuma karena kebaikan Anda tetapi juga karena ketegasan Anda untuk berkata ‘tidak’!

Memang sikap yang baik selamanya harus Anda miliki, tetapi jangan sampai kebaikan Anda membakar diri sendiri. Karena sekarang ini sudah nggak musim lagi berdiam diri dan menyimpan perasaan sementara batin Anda tertekan. So, kalau Anda ingin lebih maju dalam karir, Anda bukan sekedar harus menjadi orang 'baik-baik', tetapi juga harus menjadi orang yang lebih tegas. Anda setuju...?

Jumat, 06 April 2012

My International First Flight goes to Singapore



Hmmm, mau mulai dari mana yah cerita mengenai perjalan traveling keluar negeri aku yang pertama kali ini..... Oke aku mulai dengan cerita mengapa aku pilih destinasi ke luar negeri pertamaku ke Singapore. Singapore merupakan negara yg menarik buat dikunjungi, entah kenapa saya sangat penasaran sekali untuk mengunjungi negara ini, mungkin negara ini terkenal dengan sistem transportasinya yang baik, modern dan canggih, dikenal juga negara sistem mobilitasnya tinggi, kebersihan dan keteraturan kotanya,,,, hmmm :)

Sebelum memutuskan untuk ber traveling ke Singapore, sebelumnya saya mulai mencari info-info bagaimana sih caranya bisa menuju negara tersebut dan rasa penasaran tersebut sangat tinggi waktu itu :).... Oke dan pada akhirnya saya memutuskan dalam jangka waktu sekitar 3 bulan saya musti bisa berangkat kesana.


Karena saya ingin traveling ke luar negeri yaitu ke Singapore akhirnya saya memutuskan untuk membuat Passport, saya mencoba mendatangi Kantor Imigrasi, kala itu saya mendatangi kantor Imigrasi Bandung yang berada di Jl. PHH. Mustafa Bandung, saya cari info-info mekanisme buat mendapatkan Passport dan dihari pertama saya mendatangi Kantor imigrasi akhirnya saya dapat informasi tersebut dimana dalam pengajuan Passport berkas yang perlu disiapokan dan dilampirkan adalah FC. KTP, Kartu Keluarga, Ijazah terakhir dan surat keterangan lain. Oke dihari kedua saya sudah menyiapkan semua dokumen yang diperlukan tersebut dan langsung saya menuju Kantor Imigrasi, dikantor Imigrasi kebetulan saya dateng agak siangan, so jadi mendapatkan nomer antrian besar, jadinya agak menunggu lama,, :(, tapi karena tekad yg kuat ingin traveling jadinya saya tetep menunggu, dan pada akhirnya tiba giliran saya untuk menuju meja registrasi, ada staf/ petugas yang memeriksa kelengkapan dokumen, setelah diperiksa ternyata ada dokumen yang kurang, wahh saya jadi agak grogi takut ga bisa masuk dokumennya, ternyata saya kurang surat keterangan dalam bekerja, dan pada akhirnya setelah menego dengan petugas akhirnya saya membuat surat keterangan tersebut dengan tulisan tangan, dan akhirnya bisa diterima, Alhamdulillah :), akhirnya saya dapat nomer resi untuk lanjut ketahap wawancara dan foto di hari berikutnya.

Tiba di hari ke 3 saya mendapat giliran foto dan wawancara,  akhirnya berjalan lancar, dan di kasih kembali nomer resi untuk ngambil passport di hari berikutnya.Total biaya pembuatan passport yaitu Rp. 255.000,- dan masa berlaku selama 5 tahun. Yeaaayyyy akhirnya saya dapat passport ada rasa kegembiraan pada waktu itu karena traveling ke luar negeri sudah berada di genggaman :)

Tiba harinya saya merancang rencana untuk bisa traveling ke Singapore, dan entah kenapa saya ditunjukan jalan kemudahan sama Allah SWT, dimana ada saja informasi yg bisa saya dapat untuk menuju kesana. Hal yang tidak diduga yaitu ada semacam Talk Show yang diadakan oleh semacam pameran buku, mengenai traveling dengan pembicara Mba Claudia Kaunang, yang merupakan penulis buku mengenai budget traveling, akhirnya saya menghadiri Talk Show rtersebut dan saya membeli salah satu bukunya yaitu 500 rebu keliling Singapura, dari Talk Show dan buku tersebut saya tambah bersemangat lagi untuk bisa jalan-jalan kesana :) apalagi yang mba Caludia Kaunang katakan yaitu "dengan perencanaan yg matang, dengan kita nabung pasti kita bisa keliling dunia", wahh itu kan salah satu mimpiku ingin keliling dunia, mengarungi asia, eropa, amerika.. :).

Kemudian dihari berikutnya saya mulai search tiket pesawat untuk ke singapore, akhirnya saya buka website air asia, dan saya mulai searching tiket murah dengan jadwalk yg sesuai buat saya,,,, Yessss akhirnya saya menemukan jadwal yang tepat dengan tiket yang lumayan cukup murah, akhirnya saya mendapatkan tiket pesawat seharga Rp. 610.000,- harga tiket yg tergolong murah, terus karena saya mengclaim insurance dan peak a set supaya bisa duduk dekat jendela di pesawat supaya bisa melihat pemandangan dari atas langit, akhirnya total tiket pesawat PP JKT-SIN yaitu Rp. 710.000,-, sipp saya akhirnya nekat booking meski ga tau entah saya bentrok ama kerjaan atau kuliah akhirnya saya memutuskan buat booking aja terlebih dahulu karena tekad saya untuk bisa jalan-jalan di Singapore. Bismillah itu kata2 pertama saya sebelum + mengklik transfer uang lewat internet Banking BCA untuk Booking tiket Air Asia, dan klikkkk saya berhasil mentransfer, dan entah kenapa ada rasa plong dan tenang waktu itu :), setelah itu saya menprint bukti booking dan itenerary-nya yg dikirim via email, serta melakukan web Chek-in :)